Halaman

Rabu, 07 November 2012

PESAN ORANG PENGKOR



Alkisah di sebuah negeri, sebut saja negeri itu “Endos” didapati seorang bocah sedang duduk terdiam tanpa bergerak di pinggir rel kereta meminggul sebuah karung yang gendut. Ketika itu, langit nampak hijau dengan sinar matahari yang tidak begitu terik.
Sebuah negeri yang tidak begitu luas, aku melihat banyak perbedaan begitu menjadi perhatian. Orang pengkor itu menggaruk-garukkan pantatnya di aspal jalan raya tengah kota sambil menggendong boneka lusuh berbentuk mirip lutung kasarung serya berkata: “ku garuk-garukkan pantat muliaku ini demi lutung kasarung yang sedang gatal di atas sana. Mungkin karena pantatnya bosan duduk dikursi empuk dan dingin atau mungkin karena koreng itu sudah menjalar sampai pantat lutung kasarung, hahahahaha....!!!”. sisi lain aku melihat manusia hitam manis berdasi kupu-kupu sedang berpidato membahas tuntas tentang keadaan Endos yang indah nan nyaman.
Aku pejamkan mata ini dan ku tulikan telinga bangsat ini, karung ini aku turunkan. Beratnya tak seberapa, namun tanggungan ini begitu sakit terasa di hati. Ku buka lagi mataku memperhatikan karung gendut di depanku. Ingin ku buka dan ku lemparkan isinya, hingga lutung kasarung itu berhenti bicara, karena suaranya memekikkan telinga orang pengkor yang membuat ia semakin bersemangat meneriakkan bait-bait harapannya hingga aku tak kuasa untuk tidur di rel kereta ini sampai entah kapan.
Isi dalam karung itu aku dapat dari manusia pemakai dasi kupu-kupu sesaat setelah ku hakimi dia dalam kesatuan rakyat Endos. Karung ini memang lusuh dan tak berdasi, namun isi karung ini dapat mengantarkan aku masuk dalam gedung kementrian Endos.
Tiba-tiba orang pengkor menghampiriku, dia membawa korek api dan serta merta membakar habis karung itu. Aku hanya dapat diam hingga akhirnya tertidur pulas di atas rel kereta.

Oleh : Za’far Ash Shodieq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar